RA Jadi Pionir, Kasubbag TU Harapkan Manasik Haji Masuk Kurikulum

SHARE

Sunyaragi (HUMAS Kota Cirebon) 

Peragaan manasik haji menjadi salam satu kegiatan yang kerap diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan berbagai tingkatan, utamanya pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan dasar. Untuk itu, raudlatul athfal (RA) patut berbangga lantaran telah menjadi pionir dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Terlebih, kegiatan ini memiliki manfaat praktis, sebagaimana disampaikan Kepala Subbagian Tata Usaha H. Slamet, S.Ag. pada saat membuka rapat persiapan peragaan manasik bagi siswa RA di aula kantor (11/10). 

"Peragaan manasik haji memiliki manfaat praktis bagi anak-anak. Saya mendukung penuh peragaan manasik haji agar anak-anak tahu bentuk-bentuk ibadah dalam berhaji, seperti thawaf, sai, lempar jumrah, dan seterusnya," ungkapnya. 

Mengingat besarnya manfaat, Slamet berharap peragaan manasik haji dapat masuk ke dalam kurikulum, tidak hanya tingkat RA, melainkan juga tingkat lainnya. 

"Saat belajar manasik haji, anak-anak akan memahaminya melalui praktik secara langsung. Anak-anak jadi tahu, 'Ooh ternyata thawaf tuh seperti ini', 'ooh sai tuh seperti itu'. Bila perlu, manasik haji masuk ke dalam kurikulum tetap agar pengetahuan ini tetap membekas hingga dewasa nanti," tambahnya. 

Hal senada disampaikan oleh Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Hj. Rokhyatun, M.Pd.I. Dikatakannya bahwa peragaan manasik haji merupakan ajang belajar bagi siswa sekaligus orangtua. 

"Pada peragaan manasik ini, tidak hanya anak-anak yang akan belajar, tetapi para orangtuanya juga akan ikut belajar. Ketika anak-anaknya belajar menghafal tentang syarat, rukun, dan bacaan manasik haji, orangtuanya pun akan ikut belajar," tuturnya. 

Peragaan manasik haji ini dijadwalkan diikuti oleh 1.500 siswa dari 40 RA se-Kota Cirebon. Guna mwmastikan kelancaran kegiatan, IGRA Kota Cirebon menggandeng Seksi Pendidikan Madrasah dan Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh sebagai pengelola aspek teknis. 

Kontributor : Haji Arif Arofah.