Pesan Kepala Kemenag Kota Cirebon pada Karom dan Karu Haji : Pahami perbedaan Bahasa dan Budaya

SHARE

Kesambi (HUMAS Kota Cirebon) 

Calon haji (calhaj) Kota Cirebon akan terbang ke Tanah Suci pada 25 Mei 2024. Selama kurang lebih 40 hari, sebanyak 391 calhaj akan terus bersama, saling berinteraksi satu sama lain, dan berinteraksi dengan pihak lain. Pada tiap-tiap kelompok terbang terdapat rombongan dan regu untuk mempermudah koordinasi dan kolaborasi. Berkenaan dengan ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon H. Moh. Khuailid berpesan kepada ketua rombongan (karom) dan ketua regu (karu) untuk memahami perbedaan bahasa dan budaya. Ini disampaikannya dalam forum Pembekalan Ketua Rombongan dan Ketua Regu di aula Kankemenag Kota Cirebon (27/4/2024). 

"Pahami bahwa ada perbedaan bahasa dan budaya saat berhaji. Baik perbedaan dengan warga Arab Saudi, maupun perbedaan dengan jemaah haji dari negara lain, dari provinsi lain, bahkan jemaah haji dari satu kloter pun bisa terjadi," ucapnya. 

Karenanya, ketua rombongan dan ketua regu dituntut mampu untuk menjembatani perbedaan bahasa ini dengan cara-cara santun. Apalagi, jika mengingat adanya kesenjangan bahasa verbal dan perilaku dari tiap budaya. 

Moh. Khuailid pun mengatakan bahwa faktor lingkungan dan alam dapat mempengaruhi adat dan kebiasaan seseorang. "Orang pegunungan, misalnya, cenderung cenderung berbicara pelan, sementara orang pesisir cenderung berbicara keras. Ketika keduanya berkomunikasi, dapat saja orang pegunungan menganggap orang pesisir gemar meninggikan intonasinya, sementara orang pesisir menganggap orang pegunungan terlalu pemalu. Padahal sebenarnya tidak seperti itu," tambahnya. 

Moh. Khuailid berharap pemahaman ini dapat diterapkan oleh para karom dan karu dalam menjembatani komunikasi antar jemaah haji, utamanya jemaah yang berada dalam kelompoknya. Namun demikian, dirinya meminta karom dan karu mewaspadai beredarnya fenomena kurangnya informasi dan banjir informasi. 

"Fenomena ini biasanya terjadi dari mulut ke mulut tanpa sumber yang jelas. Oleh karenanya, setiap informasi yang diperoleh oleh karom dan karu bukan dari petugas haji yang mendampingi, agar melakukan kroscek dulu kepada petugas haji dalam kloternya, sebelum menyebarluaskan kepada rombongan atau regunya," pungkasnya.

Kontributor : Haji Arif Arofah