Kasi PAIS : 4F yang Bisa Merusak Budaya Umat Islam

SHARE

Kejaksan (HUMAS Kota Cirebon) 
Perkembangan teknologi zaman sekarang tak ubahnya pedang bermata dua bagi umat beragama, dalam hal ini Islam. Di satu sisi memberikan efek positif dalam penyediaan informasi yang bermanfaat, namun di sisi lain menghadirkan sisi negatif yang bisa merusak budaya baik umat Islam. Ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) pada Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon, Ayub Ahmad Furqon Aminullah pada saat menyampaikan siraman rohani di pembukaan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-54 Tingkat Kota Cirebon (13/12).

Sisi negatif tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 4F.
"F yang pertama yakni 'food'. Seiring perkembangan zaman, semakin mudah kita mengakses dan memesan makanan. Namun yang harus diperhatikan adalah tidak semua makanan terjamin kehalalannya," ungkapnya. 

Selanjutnya, ia menyampaikan F yang kedua, yakni "film".

"Jika dulu, umat terlindungi dengan sulitnya  mengakses film-film yang tidak keruan. Pada zaman sekarang, dengan mudahnya akses internet, film tak keruan mudah diakses siapa saja kapan saja melalui handphone. Maka hape secara otomatis menjadi bagian dari ancaman yang merusak umat jika tidak mampu memilih dan memilah," tambahnya. 

Lantas F yang ketiga adalah "fashion". Arus globalisasi menimbulkaan semakin beragamnya informaai tentang cara berpakaian di berbagai belahan dunia. Sayangnya, tidak semuanya memenuhi kriteria dalam menutupi aurat. 
Dan F terakhir adalah "finansial". 

"Di era globalisasi ini pun, terdapat sekali model finansial yang ditawarkan oleh perkembangan zaman. Masyarakat menjadi tergoda dan berlomba-lomba, namun seringkali lupa mempertimbangkan sisi halal-haramnya," sambungnya. 

Ayub menyebutkan hal seperti ini sangat sulit dihindari. Kendati demikian umat dapat menyikapinya dengan cara membentengi diri dari sisi negatif kemajuan zaman. 

"Caranya adalah membentengi diri dengan Al-Qur'an. Melalui Al-Qur'an, kita berpegang teguh pada pedoman untuk membedakan yang hak dari yang batil dan yang halal dari yang haram," ucapnya. 

Karena itu, dirinya mendukung ikhtiar untuk mendidik anak-anak sejak dini dengan Al-Qur'an, agar tercipta karakter yang kuat dengan semangat Qur'ani. 

Kontributor : Haji Arif Arofah