Iduladha 2023 Diprediksi Lebih Ramai, Panitia PHBI Kota Cirebon Matangkan Persiapan

SHARE

Sunyaragi (HUMAS Kota Cirebon) 

Tak lama lagi momentum Iduladha tiba.  Pemerintah RI melalui Kementerian Agama telah menetapkan bahwa Iduladha pada tahun ini jatuh pada 29 Juni 2023. Berkenaan dengan ini, Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon melalui Seksi Bimas Islam menggelar rapat persiapan yang dihadiri oleh seluruh anggota panitia peringatan hari besar Islam (PHBI) Kota Cirebon di aula kantor pada Selasa siang (20/6/23). 

Kepala Subbagian Tata Usaha H. Slamet yang hadir membuka acara mengatakan bahwa Iduladha tahun ini diprediksi lebih ramai jamaah. Hal ini didasarkan pada  pandemi Covid-19 yang telah usai dan momen Iduladha yang bersamaan dengan libur panjang. 

"Pemerintah telah resmi menetapkan tanggal 28 dan 30 Juni sebagai cuti bersama. Jumlah kunjungan masyarakat ke Kota Cirebon diprediksi lebih ramai dari biasanya. Oleh karenanya kita perlu melaksanakan persiapan yang matang, utamanya dalam pelaksanaan shalat Id di Masjid Attaqwa yang menjadi tujuan favorit warga Kota Cirebon untuk salat Id," ucap sosok yang saat ini menjabat sebagai Plh. Kepala Kankemenag Kota Cirebon. 

Langkah persiapan tersebut di antaranya menjadikan lokasi salat Id yang lebih representatif bagi jumlah jamaah yang lebih besar. Di samping itu perlu diperhatikan faktor-faktor pendukung mengingat Iduladha merupakan salah satu ibadah yang memiliki ciri khasnya sendiri. 

Ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Seksi Bimas Islam selaku ketua panitia PHBI Kota Cirebon, yakni Rizki Riyadu Taufiq di hadapan anggota yang berasal dari berbagai lembaga pemerintahan dan satuan kerja pemerintah daerah (SKPD). Dikatakannya bahwa pada momen Iduladha ada dua jenis ibadah yang sama penting, yakni salat Id dan kurban. Berbagai aspek yang bersinggungan dengan hal tersebut perlu dibahas dan diperhatikan. 

"Ada sejumlah hal yang perlu dibahas oleh panitia, misalnya dalam hal memastikan ketertiban, kelancaran, dan keamanan pelaksanaan ibadah. Untuk hewan kurban pun diperhatikan apakah hewan yang dijadikan kurban sehat dan tidak membawa penyakit," ungkapnya. 

Hal senada disampaikan oleh Asisten Daerah Pemerintah Kota Cirebon Sutikno. Dikatakannya kewaspadaan perlu diterapkan agar tidak ada hewan kurban yang membawa penyakit ada di lingkungan Kota Cirebon. 

"Persiapan tentunya menentukan hasil. Persiapan yang kita lakukan mesti dilaksanakan 100 persen agar tercapai outputnya sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal kesehatan hewan kurban pun begitu. Pada saat ini penyakit mulut dan kuku (PMK) tengah menurun intensitasnya. Namun sikap kehati-hatian perlu tetap diterapkan," ucapnya. 

Kontributor : Haji Arif Arofah