Tari Topeng Monyer Awali Refleksi Akhir Tahun Kehidupan Keagamaan Kota Cirebon

SHARE

Kesambi (HUMAS Kota Cirebon) 

Tari topeng monyer mengawali rangkaian kegiatan refleksi akhir tahun kehidupan keagamaan masyarakat Kota Cirebon yang berlangsung di salah satu cafe Kota Cirebon (29/12/2023). Tari topeng yang berasal dari Bali ini dipentaskan oleh Putu Wawan Darmawan, menyiratkan makna keuletan dan perjuangan dalam menghadapi kehidupan yang penuh suka-duka. 

Makna perjuangan ini pula yang coba direfleksikan melalui kegiatan yang dihadiri oleh para tokoh lintas agama, penyuluh lintas agama, dan tamu undangan dari  unsur Pemerintah Kota Cirebon, perguruan tinggi, dan ormas keagamaan. 
Kepala Seksi Bimas Islam Rizki Riyadu Taufiq selaku penggagas kegiatan mengatakan bahwa refleksi akhir tahun dilaksanakan sebagai ajang evaluasi atas kegiatan-kegiatan yang digagas oleh Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon dalam rangka merawat kerukunan umat. 

"Siang ini, kami melakukan refleksi akhir tahun dalam rangka mengevaluasi apa saja yang telah kami lakukan selama satu tahun. Hasil evaluasi ini kemudian akan dijadikan alat ukur untuk menciptakan program lebih baik dalam menciptakan kerukunan di kota cirebon," ucapnya. 
Rizki menyadari bahwa kerukunan yang terjalin tidak akan dapat terwujud tanpa kesamaan gerak dari masyarakat Kota Cirebon dari berbagai unsur keagamaan. 

"Apalagi, kita menghadapi tahun 2024 tahun politik. Ini menjadi tanggung jawab bersama agar Kota Cirebon menjadi tempat yang guyub dulu, kini, dan yang akan," tambahnya. 

Hal senada disampaikan oleh Kepala Subbagian Tata Usaha H. Slamet. Dikatakannya bahwa evaluasi menjadi hal yang urgen dilakukan di akhir tahun. 

"Setiap tahun perlu kiranya dilaksanakan evaluasi akhir tahun. Apalagi Kota Cirebon memiliki akar budaya dan tradisi kerukunan umat beragama. Oleh karenanya evaluasi diperlukan guna melestarikan kerukunan ini sampai kapan pun," ungkapnya. 

Dirinya menilai bahwa langkah evaluasi pun dapat menjadi pengingat bahwa kerukunan yang dicapai merupakan hasil dari peran semua pihak yang menyadari pentingnya nilai kerukunan, sehingga semua orang bahu membahu merawatnya dengan jalan yang dia pahami dan dia bisa.

Usai pertunjukan tari, acara kemudian diisi dengan pembacaan puisi oleh para penyuluh agama, dan nonton bersama film dokumenter bertajuk "Refleksi Akhir Tahun dalam Bingkai Paksi Naga Liman". Di akhir kegiatan, hadirin berkesempatan untuk terlibat urun rembuk dalam sesi talkshow yang dipimpin oleh para tokoh lintas agama, yakni Ust. H. Andi Yusuf (Islam), Pdt. Jooke Worotitjan (Kristen), Romo Senli Mario Angelo (Katolik), Pinandita I Nyoman Resep(Hindu), Pdt. Djunawi (Buddha), dan Vitriandhani Setyawati (Konghucu). 

Kontributor : Haji Arif Arofah