Gagas Pekan Moderasi Beragama Goes To School, Kasi Bimas Islam Beberkan 2 Kunci Kerukunan

SHARE

Kesambi (HUMAS Kota Cirebon)

Kerukunan antarumat merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dari program moderasi beragama. Dengan meningkatnya kualitas kerukunan, sendi-sendi kehidupan masyarakat pun niscaya akan kian baik. Ini disampaikan oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam pada Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon, Rizki Riyadu Taufiq kala menyampaikan maksud dan tujuannya menggagas Pekan Moderasi Beragama Goes To School (PMB GTS), 6-10 Nopember 2023.

"Moderasi beragama merupakan program Kementerian Agama untuk menyebarkan kebaikan melalui koridor kerukunan. Ketika kualitas kerukunan masyarakat Indonesia kian meningkat, insyaallah sendi-sendi kehidupan masyarakat pun akan kian baik," ucapnya kala membuka PMB GTS perdana bersama siswa SMAN 7 Kota Cirebon (6/11/2023). 

Rizki menyebut bahwa sekurangnya ada dua kunci kerukunan yang hendak dicapai. Pertama, menghargai perbedaan. Kedua, menolak kekerasan. 

"Perbedaan kebiasaan ataupun perbedaan pola pikir tentunya sudah sunatullah. Kita tidak bisa memaksakan semua orang sama dalam perkataan, pemikiran, perbuatan bahkan keyakinan. Karenanya, sikap menghargai perbedaan perlu diterapkan. Demikian halnya ikhtiar untuk menolak kekerasan ketika menjumpai hal-hal yang berseberangan dengan kita," ucapnya. 

Hal senada disampaikan oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) H. Muhammad Nidzom. Dikatakannya bahwa penerapan moderasi beragama hakikatnya berkenaan dengan penerapan adab dalam kehidupan sehari-hari. 

"Moderasi beragama bagian dari aktivitas bersosial kita. Hal utama yang diterapkan ketika bersosialisasi adalah adab, tentang bagaimana memperlakukan sesama manusia dengan baik. Bahkan lebih dari itu, adab juga termasuk memperlakukan hewan dan alam secara baik," ungkapnya. 

Program PMB GTS dijalankan dalam sepekan yang bekerja sama dengan SMAN 7 Kota Cirebon, SMAN 2 Kota Cirebon, SMAN 4 Kota Cirebon, SMA Advent Cirebon, SMAK Penabur Cirebon, dan SMA Santa Maria Cirebon. Program dijalankan dengan konsep sarasehan bersama penyuluh-penyuluh lintas agama. Para siswa diberikan materi moderasi beragama dalam bentuk audio visual sebagai bahan pemantik untuk didiskusikan. Selanjutnya, para siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan suatu tema, dan menarik kesimpulan bersama. Setelah itu, perwakilan siswa mempresentasikannya, di mana siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi. 

Kontributor : Haji Arif Arofah