Stafsus Menag : Agama Faktor Terpenting Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

SHARE

Pekalipan (HUMAS Kota Cirebon) 

Staf Khusus Menteri Agama Muhammad Nuruzzaman mengatakan betapa agama menjadi bagian tak terpisahkan dari perikehidupan bangsa Indonesia. Agama bahka menjadi faktor terpenting kehidupan berbangsa bernegara. Ini disampaikannya pada momen perjumpaan dengan para santri dan penyuluh agama Islam asal Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu di Pesantren Jagasatru (19/8). 

"Agama menjadi bagian dan faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya, ini menjadi perhatian Kementerian Agama tentang bagaimana meningkatkan kualitas keberagamaan masyarakat," ungkapnya dalam kegiatan bertajuk Serap Aspirasi Pelaksanaan Layanan Pengelolaan Majelis Taklim di Jawa Barat ini. 

Nuruzzaman menambahkan bahwa sejumlah langkah diambil Kementerian Agama untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satunya dengan  memaksimalkan potensi penyuluh agama dalam membina umat. 

"Tentunya menjadi perhatian kami juga untuk terus berikhtiar meningkatkan kompetensi para penyuluh agama, sekaligus meningkatkan kesejahteraannya agar mereka semakin berdaya dalam menjalankan tusinya di tengah masyarakat," tambahnya. 

Ada ratusan santri dan penyuluh agama yang mengikuti kegiatan yang digagas Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Kementerian Agama Republik Indonesia bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon ini. Direktur Penais H. Ahmad Zayadi mengatakan bahwa kegiatan dilaksanakan untuk menampung aspirasi masyarakat di dunia dakwah Islam sebagai bahan analisis dan evaluasi pelaksanaan program Kementerian Agama. Program ini menyasar program pengelolaan majelis taklim yang dijalankan kalangan santri, yang dikatakannya sebagai bagian dari miniaturnya Indonesia. 

"Santri sejak dini telah terbiasa dengan perbedaan.  Di pondok pesantren, santri telah bertemu dengan bermacam kawan dari berbagai latar belakang dan adat istiadat. Dengan perbedaan seperti apa pun, santri menunjukkan kedewasaannya untuk menyikapinya dengan bijak. Ini menjadikan santri miniaturnya Indonesia," ucapnya. 

Hal ini melatarbelakangi pentingnya kerukunan untuk senantiasa dirawat dalam kehidupan berbangsa, beragama, dan bernegara.Salah satu ikhtiar tersebut dilaksanakan melalui program moderasi beragama. 

"Moderasi beragama hakikatnya sebuah instrumen dalam rangka meningkatkan kerukunan dengan tujuan utamanya adalah merawat bangsa," tambahnya. 

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon H. Saefuddin Jazuli selaku ketua panitia lokal menyebut bahwa para peserta yang hadir sengaja diundang untuk saling bertukar pikiran dalam rangka mengetahui demografi dakwah di wilayah III Cirebon. Diskusi dilangsungkan secara dinamis antara pemerintah dengan para santri dan penyuluh agama sebagai langkah awal menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan dakwah di majelis-majelis taklim dan majelis ilmu lainnya.

Kontributor : Haji Arif Arofah