Kasubag TU : Memuliakan Tetangga Bagian dari Sifat Insan Beragama

SHARE

Lemahwungkuk (HUMAS Kota Cirebon) 

Manusia merupakan makhluk sosial yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain. Agar tidak terjadi konflik dalam bersosial, manusia perlu menerapkan nilai-nilai saling menghormati, yang dapat dipetik dari nilai adat istiadat ataupun nilai agama. 

"Sebagai insan beragama tentunya kita akan memetik nilai ini dari ajaran agama. Dan agama mengajarkan nilai terbaik dalam bersosialisasi, salah satunya menghormati tetangga," ucap Kepa Subbagian Tata Usaha pada Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon, H. Slamet. Ini disampaikannya saat memberikan sambutan pada kegiatan Roadshow Penyuluh Agama kedua, yang bertempat di Gereja Katolik St. Yusuf, Kota Cirebon (10/7/23). 

Lebih lanjut, Slamet menyampaikan bahwa agama mana pun pasti mengajarkan pentingnya untuk guyub rukun bertetangga dan bermasyarakat, tanpa memandang suku, agama, dan preferensinya. 

"Insan beragama sejati adalah insan yang memuliakan tetangganya dan berperan serta dalam menciptakan rasa nyaman dan tenteram di tengah masyarakat. Ini penting kita tanamkan dalam diri kita bahwa sehebat apa pun kita beragama, kalau tetangga kita, komunitas kita, atau masyarakat kita merasa tidak nyaman dan tenteram, artinya ada yang tidak tepat dari cara beragama kita."

Slamet pun menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan roadshow ini, di mana para penyuluh agama dari berbagai agama di Kota Cirebon berkumpul bersama secara bergiliran di rumah-rumah ibadah lintas agama. Gereja St. Yusuf merupakan roadshow kali kedua setelah sebelumnya Vihara Dewi Welas Asih menjadi destinasi pertama. 

"Saya mewakili Kepala Kankemenag Kota Cirebon menyampaikan apresiasi kepada Kepala Seksi Bimas Islam atas inovasinya yang luar biasa di bidang moderasi beragama bagi para penyuluh agama lintas agama untuk saling mengenal dengan cara roadshow," ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala Seksi Bimas Islam Rizki Riyadu Taufiq selaku penggagas kegiatan mengatakan bahwa kegiatan ini dihelat agar para penyuluh lintas agama saling mengenal tentang hal-hal berkenaan dengan wawasan keagamaan di sekitar mereka. 

"Di Kota Cirebon ini terdapat penyuluh agama dari berbagai latar belakang agama. Ada Islam, Buddha, Hindu, Katolik, dan lainnya. Kita mengadakan roadshow berkunjung ke tempat-tempat ibadah agar saling memahami dan saling mengenal. Tujuan kita adalah bermuamalah atau bermasyarakat," ucapnya. 

Pada roadshow kali ini, para penyuluh diberi kesempatan untuk mengikuti tur singkat ke bagian dalam Gereja Katolik St. Yusuf, dipandu oleh Pastur Edo dan Penyuluh Agama Katolik Karjono. Gereja St. Yusuf merupakan gereja tertua Kota Cirebon, dan menjadi salah satu cagar budaya kota ini. Gereja ini dibangun oleh seorang pengusaha gula Louis Theodorus Gonsalves pada 1878, dan diresmikan oleh Mgr. Adam Carel Claessens pada 1880. Penamaan St. Yusuf didasarkan pada tokoh Santo Yusuf yang terdapat dalam sejarah Kristen, yang merupakan suami Maria sekaligus bapak non biologis Yesus.

Kontributor : Haji Arif Arofah