Kepala Kemenag : Moderasi Beragama Dibangun Sejak Zaman Rasulullah

SHARE

Sunyaragi (HUMAS Kota Cirebon)

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon Saefuddin Jazuli mengungkapkan bahwa moderasi beragama merupakan sikap yang telah ada sejak zaman Rasulullah. Ini misalnya tampak dari riwayat Nabi Muhammad SAW tatkala ditunjuk sebagai pemimpin Madinah. 

"Madinah kala itu merupakan kota modern yang dihuni oleh berbagai latar belakang etnis dan agama. Jika tiap-tiap pihak mengedepankan ego dan jati dirinya masing-masing tentu akan menimbulkan gesekan-gesekan. Karenanya Rasulullah menciptakan sistem yang ramah bagi seluruh penduduk Madinah apa pun latar belakangnya," ungkap Saefuddin di hadapan para guru pendidikan agama Islam di aula Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon pada Kamis (2/3/2023). 

Saefuddin menambahkan bahwa sistem dimaksud dibangun dengan mengedepankan sikap saling menghormati keyakinan dan cara pandang yang berbeda-beda dari para pihak. Konsep inilah yang kemudian ditanamkan ke dalam program moderasi beragama yang dicanangkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai salah satu dari tujuh program prioritas. 

"Moderasi beragama dicanangkan sebagai salah satu program prioritas dengan tujuan menciptakan tingkat kerukunan yang semakin baik di negeri kita Indonesia. Seperti halnya Madinah, penduduk di Indonesia heterogen  berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, dan lingkungan. Dengan menerapkan sikap yang moderat, pembangunan masyarakat dapat berjalan semakin optimal," ungkapnya. 

Ada sekitar 30 guru PAI dari jenjang SD dan SMP yang hadir dalam kegiatan bertajuk penguatan moderasi beragama ini. Saefuddin berpesan agar para tenaga pengajar tidak kenal lelah untuk menyebarkan pesan positif ini kepada rekan sejawat, siswa, dan masyarakat umum. 

"Menjaga agama dan menjaga indonesia adalah dua keping mata uang yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Keduanya sama penting bagi kita semua dan seluruh bangsa Indonesia. Mari, kita bersama-sama membangun negeri ini demi Indonesia yang semakin baik," pungkasnya. 

Kontributor : Haji Arif Arofah