Stafsus Menag : Multikulturalisme Adalah Bekerja Sama di Tengah Perbedaan

SHARE

Karyamulya (HUMAS Kota Cirebon) 

Multikulturalisme menjadi tema yang diusung Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kemenag RI bersama Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon saat menggelar Festival Multikulturalisme Kota Cirebon di Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati (3/6). Di ajang ini, warga Kota Cirebon lintas agama dan etnis menampilkan aksi-aksi terbaiknya di bidang kesenian berlatarkan religi ataupun budayanya masing-masing. Hal ini diapresiasi oleh Staf Khusus Menteri Agama RI, M. Nuruzzaman. 

"Kami di Kementerian Agama juga punya program prioritas, namanya moderasi beragama. Salah satu indikator moderasi beragama adalah menghargai budaya dan tradisi lokal," ucapnya. 

Hal ini disambut suka cita oleh hadirin yang berasal dari tokoh dan warga Kota Cirebon lintas agama. Terlebih Nuruzzaman mengungkapkan bahwa multikulturalisme memiliki cakupan yang lebih luas, di mana kesenian menjadi salah satu poin pentingnya. 

"Multikultural tidak hanya kebudayaan, bukan hanya pentas kesenian. Tetapi ini menjadi penting untuk ditampilkan sebagai penghargaan terhadap tradisi dan budaya lokal. Yang paling penting sesungguhnya adalah menghargai perbedaan yang dimiliki oleh kita masing-masing. Dan di dalam perbedaan ini, kita mau bekerja sama," ungkapnya. 

Kerja sama di dalam perbedaan inilah yang tampak dalam aktivitas warga Kota Cirebon lintas agama dalam menyukseskan festival ini. 

Nuruzzaman pun menambahkan bahwa program moderasi beragama yang dijalankan pemerintah melalui Kementerian Agama diperuntukkan bagi umat beragama dari berbagai agama di Indonesia. 

"Moderasi beragama tidak dikhususkan untuk satu agama, tetapi seluruh agama yang ada di Indonesia. Kepentingannya agar kehidupan keberagamaan di Indonesia bisa berkualitas dan lebih baik."

Kontributor : Haji Arif Arofah