Raker Kota Cirebon: Pesantren Harus Berciri Khas

SHARE

Panawuan (INMAS Kota Cirebon)

Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Riana Anom Sari, SE mengungkapkan pentingnya DNA kreativitas dan enterpreneurship dibenamkan di pesantren-pesantren. Dengan begitu, pesantren dapat terdorong untuk mencipta suatu karya atau produk yang bernilai jual, agar bisa menyokong sektor amal usaha pesantren.

“Setiap pesantren bisa menghasilkan produk. Produk itu bisa dijual untuk menyokong amal usaha pesantren,” ucapnya pada sesi pemaparan evaluasi kinerja 2018, program 2019, dan rencana 2020 pada kegiatan Rapat Kerja Tingkat Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon di Hotel Horison, Kuningan, pada 14-15 Februari 2019.

Riana Anom menekankan perlunya pesantren memiliki brand positioning di tengah-tengah kalangan millenial. Tentunya bukan untuk menjadikan pesantren sebagai suatu komoditas, melainkan agar pesantren memiliki suatu kualifikasi khas yang tidak dimiliki lembaga sejenis.

“Pesantren di Kota Cirebon harus memiliki ciri khas. Ciri khas ini bisa menjadi pembeda bagi pesantren itu sendiri dan ikut mendukung wisata religi di Kota Cirebon,” ungkapnya. Dirinya menargetkan untuk melakukan rintisan atas gagasan pada tahun ini, dan melakukan pemantapan pada periode 2020.

Raker tingkat Kota Cirebon dihadiri oleh 50 peserta yang berasal dari utusan sub bagian tata usaha, seksi, kantor urusan agama, madrasah, pengawas, dan penyuluh. Acara dibuka oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Drs. H. A. Buchori, MM. dengan mengusung tema “Moderasi Beragama untuk mengusung Umat”.

Pada tahun ini, Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon menjalankan sejumlah program dengan mengacu pada 3 program nasional, yakni moderasi beragama, kebersamaan umat, dan integrasi data.

Kontributor : Haji Arif Arofah